Akhir-akhir ini negeri kita dipenuhi oleh berita kriminal, mulai dari
tindak korupsi, hamil di luar nikah, tawuran, perampokan, hingga
pembunuhan. Khusus kasus korupsi, tampaknya menjadi suatu kasus yang
kian runyam. Masalah utamanya cukup sederhana, tidak ada pihak yang
berani terbuka mengakui perbuatannya. Padahal, jika pelaku korupsi itu
mau bertobat, Allah pasti akan mengampuninya dan sejarah hidupnya akan
menjadi inspirasi generasi yang akan datang.
Mengapa harus malu kepada manusia, bukankah kepada Allah semata kita
seharusnya malu? Dalam kitab Al-Firasah karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah,
yang diterjemahkan menjadi ‘Keajaiban Firasat’, ada satu peristiwa yang
diriwayatkan oleh Imam an-Nasa’i yang patut kita renungkan, yakni
bagaimana seorang pelaku dosa seketika diampuni oleh Allah dan
rasul-Nya.
Pernah ada seorang wanita yang telah diperkosa oleh seorang laki-laki
di kegelapan malam menjelang masuknya waktu Subuh. Tak lama berselang,
melintas pula laki-laki lain dan mendapati wanita itu tengah meminta
pertolongan, hingga ia pun berusaha menolongnya. Pemerkosa wanita tadi
telah kabur. Pada saat lelaki itu hendak mendekati, melintas pula
sekelompok laki-laki lain dan mendengar wanita itu minta tolong kepada
mereka. Kemudian, mereka menangkap lelaki yang hendak menolong wanita
itu, sedangkan lelaki yang memperkosa wanita itu terlewatkan oleh
mereka. Maka, dibawalah laki-laki itu kepada Rasulullah dan mengabarkan
kepada Beliau bahwa ia telah memperkosa wanita tersebut. Dan, mereka
mengabarkan bahwa laki-laki itu ditangkapnya dengan susah payah. Tetapi,
lelaki itu menyangkal seraya berkata, “Justru aku hendak menolongnya,
tetapi mereka salah orang. Mereka akhirnya mengejar dan menangkapku.
Wanita itu berkata, “Dusta, dialah yang telah memperkosaku.” Rasulullah
kemudian berkata, “Bawalah ia dan rajamlah.” Tetapi, datang seorang
lelaki lain dan berkata, “Jangan rajam ia, rajamlah aku. Karena, akulah
yang telah melakukan pemerkosaan terhadapnya.” Lalu, ia mengakui dan
menceritakan semua perbuatannya. Kemudian, Rasulullah berkata kepada
wanita yang diperkosa, “Engkau telah diampuni.” Kepada orang yang hendak
menolong, Beliau hanya menasihatinya.
Kemudian, Umar RA berkata, “Rajamlah orang yang telah berbuat zina.”
Akan tetapi, Rasulullah menolaknya dan berkata, “Tidak perlu, karena ia
telah bertobat.” Imam Ahmad meriwayatkan, “Lalu mereka berkata, ‘Wahai
Rasulullah, rajamlah ia’!” Beliau menjawab, “Ia telah melakukan tobat,
yang seandainya penduduk Madinah melakukannya, pasti Allah akan menerima
tobat mereka.”
Allah sangat mencintai hamba-hamba-Nya yang bertobat dan pasti akan
mengampuni dosa orang-orang yang mau bertobat. Dalam riwayat lain
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah menyukai seorang hamba
mukmin yang terjerumus dosa, tetapi bertobat.” (HR Ahmad). Siapa pun di
antara anak Adam pasti pernah melakukan perbuatan dosa, baik disengaja
maupun tidak disengaja. Oleh karena itu, pada bulan Ramadhan ini, mari
kita membiasakan diri untuk senantiasa bertobat kepada Allah SWT agar
dosa-dosa kita diampuni oleh-Nya. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar